Minggu, 10 Februari 2013

es dawet solo



setiap kali berkunjung ke Solo, tak pernah melewatkan untuk mampir ke pasa Klewer, cuma sekadar jalan-jalan sambil melihat trend yang sedang marak di Solo saat ini.
dan jika ke pasar Klewer, selalu tak pernah terlewatkan untuk membeli es dawet yang ada di pasar Klewer tersebut, tak cuma sekadar untuk menghilangkan rasa haus, tetapi juga ingin mencoba kuliner dari daerah lain di luar Semarang :)

es dawet yang ada di pasar Klewer ini tidak berbeda jauh dengan yang dijual di Semarang, tapi aku selalu suka beli es dawet ini sebelum keliling pasar Klewer.
isi dari es dawet di pasar Klewer ini, selain dawet yang berwarna merah muda, juga ada tape ketan hijaunya, santan dan juga juruh dari gula jawa.

setelah selesai menyantap es dawet ini, dilanjutkan dengan berkeliling di pasar Klewer sampai puaaaasss.....




dan inilah ibu penjual es dawet yang letaknya tepat di bawah tangga pasar Klewer itu.....




sedangkan yang di bawah ini adalah es dawet yang dijual di Pasar Gede Solo...
beda yaaa....
kalau yang di pasar Gede dawetnya berwarna hijau dan ada tambahan selasihnya....




nggak pernah puas jika kuliner di Solo.... nggak ada abisnya deeeh.... :D


Jumat, 08 Februari 2013

ikhlas... pesan terindah dari seorang penjual gandos


sudah cukup lama aku mempunyai langganan penjual gandos atau kue rangi karena sudah menjadi langganan, maka sudah seperti sodara sendiri aja... ngobrol ngalor ngidul...

oya, sewaktu keponakanku yang nomor 2 (Didiet) masih kecil, dia suka sekali dengan kue gandos ini... bahkan saat dia berumur 2 tahun dan harus dioperasi karena penyakit yang dideritanya sejak lahir (Hiershprug ~ maaf lupa bagaimana tulisannya :) ) dan opname cukup lama di rumah sakit, dia sempat dipanggil oleh suster-suster dengan panggilan 'Bagus Gandos' karena saat dia baru sadar dari operasinya, dia selalu minta dibelikan gandos, hahahaaaaa......

kue gandos buatan bapak langgananku ini berbeda sekali dengan buatan penjual yang lain. buatan langgananku ini bisa kering hingga gandosnya dingin, tidak lembek sama sekali...

balik lagi ke bapak penjual gandos...
beberapa waktu kemarin, aku sempat membeli gandos setelah cukup lama aku tidak membeli.
ketika aku membeli, bapak ini sempat tanya ke aku dan berikut kutipan percakapan kami berdua...

 PG : penjual gandos , D : dwek

PG   :   koq lama mbak nggak kelihatan
D     :   ah, bapak yang nggak pernah keliatan, nggak jualan po pak ?
PG   :   iya mbak, saya abis libur sebulan.
D     :   pulang kampung po pak ?
PG   :   enggak mbak, saya nukang alias jadi kuli bangunan
D     :   waaah... yo malah kerjaannya berat to pak, kan yen jualan cuma keliling aja
PG   :   sama aja mbak...
D     :   tapi kan yen jualan cuma keliling sampai siang, trus istirahat, sorenya dilanjut lagi sampai petang...
PG   :   sama beratnya mbak, yang penting ikhlas aja. kalau kita ikhlas sama-sama ringan.
D     :   betul pak....

ternyata, bapak yang cuma penjual gandos kelilingan aja bisa menanamkan sikap ikhlas di setiap langkahnya, kenapa kita yang hidup berkecukupan kadang-kadang masih suka ngedumel dengan apa yang sudah kita peroleh selama ini ya.... ?!?!?!

itulah manusia.... yang kadang-kadang kurang bersyukur dengan apa yang sudah Alloh swt berikan untuk kita.

semoga dari percakapan itu, saya bisa lebih ikhlas dalam menjalani hidup ini, amiiin....




Selasa, 05 Februari 2013

es dawet



es dawet ini aku beli di dekat kantorku di daerah Barito dekat jembatan , tepatnya ke arah masjid Agung Jawa Tengah jika lewat kampung.

es dawet ini beda banget dengan es dawet yang aku jumpai di Semarang, karena es dawet ini selain memakai dawet ( ya pastilah lah ya... namanya juga es dawet, mosok mau pake cincau :D ) dan santan, juga ada tambahan kelapa muda serta gula yang dipakai bukan dibuat dari gula jawa tetapi dari gula pasir, jadi kelihatan putih seperti tidak memakai gula.




harga semangkuk es dawet ini cukup murah, cuma Rp.2.000,-, selain berjualan es dawet, juga ada aneka macam gorengan dan roti. Bapak penjual es dawet ini cuma memakai gerobak aja, tetapi jualannya sangat laris manis dan sangat kuat agamanya karena setiap hari Jum'at serta di bulan puasa beliau libur tidak berjualan sama sekali.

es dawet ini enak sekali, apalagi jika dinikmati di siang terik saat musim kemarau.... :D





asyiknya bakar-bakar sate :)



foto ini aku ambil pada saat lebaran Idul Adha 1433 H yang lalu, cuma baru sekarang bisa aku upload.

biasanya setiap lebaran Idul Adha, kegiatanku setelah sholat Ied, membantu kegiatan pemotongan hewan qurban di musholla dekat rumah, kemudian setelah kegiatan selesai (tentunya setelah daging qurban dibagi :D ) pulang dan membuat sate bersama Didiet & Anhar, keponakanku.
 mereka berdua siyh sebenernya lebih suka mainan apinya daripada makan satenya... :D 

seperti ini nih kegiatanku bersama mereka jika bakar sate......