Selasa, 15 Desember 2015

pasar Johar , kini....



pasar Johar yang beberapa bulan lalu (kalau tidak salah pertengahan tahun 2015 ini) terbakar habis, kini hanya tinggal kenangan...
sebuah pasar tradisional yang boleh dibilang terbesar dan terlengkap di Semarang dan menjadi ladang nafkah untuk banyak pedagang dari Semarang dan sekitarnya itu terbakar habis nyaris tak tersisa..
sangat memprihatinkan memang karena peristiwa terbakarnya pasar tradisional ini terjadi hampir beruntun dengan pasar Klewer di Solo dan pasar tradisional-pasar tradisional lain di Indonesia...
entah apa penyebab dari terbakarnya pasar-pasar tradisional di Indonesia yang menjadi ladang mencari nafkah bagi banyak pedagang itu, sehingga tidak sedikit dari mereka yang cukup dirugikan dengan peristiwa terbakarnya pasar tradisional ini, apalagi terbakarnya pasar Johar ini waktunya mendekati tahun ajaran baru dan lebaran, dimana banyak pedagang yang sudah belanja atau kulakan untuk menghadapi 2 momen penting tersebut tetapi belum sempat memasuki 2 masa tersebut dagangan yang diharapkan bakal mendatangkan banyak rejeki itu habis tak tersisa sama sekali...

namun itulah hidup manusia yang hanya bisa berencana tetapi pada akhirnya Allah Sang Pencipta lah yang menentukan semuanya...
jika memang sudah menjadi rejekinya tidak akan pernah pergi tetapi jika belum menjadi rejekinya, meskipun sudah ada di depan mata takkan pernah bisa menjadi milik manusia....

semoga Allah swt memberi kekuatan , ketabahan dan rejeki yang tiada batas untuk para pedagang yang telah kehilangan segalanya akibat terbakarnya pasar tradisional tersebut, amiiin....
 * barakallah untuk semua pedagang yang telah kehilangan kios dan dagangannya terutama pedagang pasar Johar... *


di bawah ini sebagian dari sudut pasar Johar yang aku ambil dari lantai 3 tempat parkir di daerah Kanjengan , dimana lokasi tersebut kini menjadi lahan bagi sebagian pedagang dari pasar Johar untuk memulai aktifitasnya kembali.

sayangnya gambar ini aku ambil dengan kamera hp karena tidak tahu jika dari tempat tersebut dapat melihat sebagaian sudut pasar Johar.







barang dagangan yang terbakar pun bisa juga dijual kembali dengan harga yang berbeda, yang penting semuanya bisa menjadi uang.







dan..... peristiwa inilah yang membuat aku terharu....
di sela-sela menanti pembeli dan sebagian barang dagangannya telah habis terbakar, bapak penjual ini melantukan ayat suci Al Quran untuk semakin mendekatkan diri pada Illahi Rabbi usai menjalankan shalat Dhuhur.





^^


Kamis, 29 Oktober 2015

jajanan review : tahu gimbal pak Sabar



 


tahu gimbal pak Sabar inii merupakan tahu gimbal langgananku kalau makan siang di kantor karena hanya tahu gimbal inilah yang aku tahu dengan warung permanennya, sedangkan yang lainnya berjualan kelilingan.

sudah hampir 14 tahun aku berlangganan tahu gimbal pak Sabar ini karena selain beliau yang berjualan permanen, rasanyapun juga enak menurut aku, jadi nggak salah kan kalau aku menjadikan tahu gimbal ini sebagai langgananku ? heheheee...

harga seporsi komplit untuk tahu gimbal buatan pak Sabar yang terletak di daerah Barito, tepatnya di depan pompa air Barito cukup murak karena sepertinya nggak sampai Rp. 15.000,- (karena aku biasa membeli tahu gimbal biasa aja tanpa telor , maklumlah pengiritan, hehehee).
dalam membuat sambal tahu gimbal ini, pak Sabar sang penjual tidak menggunakan cuka sebagai bahan tambahan untuk rasa asamnya seperti kebanyakan penjual lain, tetapi beliau menggunakan potongan kulit jeruk purut sehingga tahu gimbal ini sangat layak untuk dikonsumsi dan tidak salah jika aku menjadikannya sebagai langgananku.

yang tertarik untuk mencoba, silakan meluncur ke jalan Barito arah Kaligawe ya, temans...

 
🍜   Tahu Gimbal pak Sabar
✉   Jl. Barito (depan pompa air)  Semarang





enjoy ^^




Rabu, 02 September 2015

dari karnaval 17 agustus



foto-foto berikut adalah foto-foto ketika RW tempat dimana aku tinggal mengadakan acara karnaval 17 Agustus pada hari Senin tanggal 17 Agustus 2015 lalu , yang dimulai pk.15:00 WIB dengan  rute yang tidak terlalu jauh karena hanya di sekitar kampungku saja, hehehee....

acara seperti ini biasa diadakan setiap tahun dengan start dan peserta yang tidak selalu sama dan kebetulan tahun ini start dimulai di halaman SD Karanganyar Gunung 02 03, tepat di sebelah rumahku dan juga keponakanku yang terkecil diminta untuk berpatisipasi sebagai peserta karena RT ku mengeluarkan peserta anak-anak dari balita hingga SMA dengan busana daerah Indonesia.

Alhamdulillah tetanggaku ada yang perias manten , jadi pakaiannya tinggal pinjam aja, hehehee....
 * terimakasih untuk bu Ndari atas pinjaman pakaian-pakaiannya, semoga dimudahkan dalam mencari rejeki, amiiin *















 tak ketinggalan aku dan beberapa tetangga juga ikut mengawal anak-anak yang ikut karnaval ini dengan berjalan kaki dan ada juga yang naik motor, jadi boleh selfi dong yaaa, hehehee....
karena belum tentu setahun sekali kami bisa kumpul bersama rukun begini, hihihiiii....

 













^^


Jumat, 28 Agustus 2015

ayam-ayam



ini adalah ayam yang biasa dijual di sekitar sekolahan atau di pasar atau dimana saja terutama yang ada anak kecilnya dengan harga Rp. 10.000,-/3 biji.
jenis ayamnya tidak selalu sama, ada yang ada pedaging, ayam potong atau ayam broiler, tergantung nasib kita saat membeli dan memilih warnaya, hehehee....

awalnya 3 ekor ayam ini dibeli oleh keponakan terkecilku si Anhar sewaktu les mengaji dan pada saat pelajaran berlangsung, ke-3 ayam ini disimpan di dalam tasnya, hadeeeeehhhhh...... alhamdulillah ayamnya tidak mati.





seiring berjalannya waktu, yang awalnya 3 ekor ayam kemudian menjadi 2 ekor  (hijau dan kuning) karena sering digendong-gendong karena suka dengan warna-warninya, maklumlah, namanya juga anak-anak....

dari 2 ekor ayam ini, ketahuan yang satu adalah ayam pedaging, jadi baru sekitar 2 bulan saja tubuhnya sudah gemuk sekali dan susah bernafas karena setiap kali bernafas selalu berbunyi seperti orang yang sesak nafas atau asma, hihiii...


















karena memang kami hanya suka memelihara tanpa mau memanfaatkan hasilnya, jadi ayam-ayam tersebut kami pelihara sampai mereka meninggal sendiri bukan kami sembelih untuk diambil dagingnya, sehingga karena mungkin sudah waktunya untuk dipotong tetapi tidak kami potong, akhirnya ayam yang berwarna hijau pun mati dan tinggallah yang berwarna kuning sendiri sampai sekarang...

sewaktu lebaran kemarin sampai saat ini pun, setiap orang yang melihat ayamku, pasti bertanya 'koq ayamnya enggak dipotong?' heheheee....






^^



Selasa, 28 Juli 2015

jajanan review : bakmi jowo 'Pak Jari'





salah satu warung bakmi Jowo favoritku adalah bakmi Jowo Pak Jari yang terletak di pojokan jalan Karimata.
aku sering membeli bakmi Jowo di pak Jari bersama teman-teman karena dekat dengan tempat kerja kami, jadi ketika pulang kerja perut terasa lapar, jajanan favorit yang hendak dibeli adalah bakmi jowo atau mie ayam Sabar.

bagi teman-teman yang suka bakmi jowo, bakmi jowo pak Jari ini layak untuk dicoba dan yang menjadi favoritku jika makan di warung pak Jari adalah bakmi rebus campur (bakmi dan bihun) dengan banyak kecapnya ditambah dengan sate atau potongan sate kepala, dijamin mantaaaappp.....

kapan-kapan aku posting jajanan di sekitar jalan Barito yang biasa aku beli sebelum kantorku pindah yaaa...




enjoy ^^


Senin, 08 Juni 2015

pantai bandengan dan pulau panjang



setelah beberapa saat kami berada di pantai Kartini lalu menjelang pk.12:00 kami melanjutkan perjalanan menuju ke pantai Bandengan untuk makan dan bermain air.
sebelum ke pantai Bandengan, kami singgah untuk makan dan sholat (bagi yang menjalankan) di warung bakaran Bu Gipah, tidak jauh dari pantai Bandengan, cuma sayangnya waktu kami banyak yang terbuang di warung bakaran Bu Gipah ini karena pada saat datang kami tidak langsung mencari tempat untuk makan dan memesan makanan sehingga hampir 2 jam sendiri kami berada di lokasi Bu Gipah.

menu yang disajikan di warung bakaran bu Gipah ini masakannya sangat berbeda dengan ikan bakar yang biasa kami santap di pemancingan Jimbaran Bandungan karena di warung bu Gipah ini menu bakarnya dinikmati dengan cocolan sambal kecap sedangkan menu ikan bakar di daerah Jimbaran Bandungan menu ikan bakarnya sudah terasa manis karena dibakar dengan kecap dan hal itulah yang membuat kami penasaran untuk kembali lagi ke warung bu Gipah karena pada saat itu kami belum begitu 'mahir' atau paham makan menu bakar dari daerah Jepara dan sekitarnya.



foto dari warung bu Gipah


foto dari atas kapal menuju pulau Panjang


diambil dari atas kapal saat menuju pulau Panjang


dari atas kapal menjelang pulang ke pantai Bandengan



asisten kapal


meskipun cukup lama kami berada di warung bakaran Bu Gipah, kami sempat berfoto dan bermain air meskipun hanya sesaat karena nggak mungkin kan kami makan dalam kondisi badan dan pakaian basah kuyub ??? heheheee....



lokasi di warung bu Gipah

selesai makan yang hanya beberapa menit (lebih lama nunggunya daripada makannya, heheheee...) lalu kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Bandengan untuk bermain air.

pantai Bandengan yang juga dikenal dengan nama pantai Tirta Samudera ini merupakan pantai berpasir putih yang sangat ramai dengan pengunjung yang tidak hanya bermain air tetapi di pantai Bandengan ini kita juga bisa menyewa banana boat untuk sekedar berkeliling atau kita juga bisa menyeberang ke pulau Panjang dengan menggunakan perahu sejenis perahu nelayan dengan membayar Rp.15.000,-/orang atau hanya sekedar duduk-duduk di pinggir pantai dengan menyewa tikar seharga Rp.30.000,-/tikar sembari santai-santai di bawah pepohonan yang banyak tumbuh di sekitar pantai sambil menikmati orang bermain air  ^^

di pantai yang berlokasi di jalan Tirta Samudera dan berjarak 7 km sebelah utara dari pusat kota Jepara ini, hanya kami bertiga (aku, mas Wempi dan pak Karsono) dari 12 orang  yang menyeberang ke pulau Panjang karena rasanya rugi jika sudah sampai di pantai Bandengan tetapi tidak menyeberang ke pulau Panjang.

di pulau Panjang juga ada sebuah makam tetapi kurang jelas makam siapa karena aku tidak sampai ke makam tersebut mengingat waktu yang disediakan hanya sebentar.
pulau Panjang yang berpasir putih ini, selain airnya putih jernih juga terdapat batu karang.
jika kita tidak berhati-hati saat bermain air, maka kaki kita bisa terkena bebatuan bahkan bulu babi.
di pulau Panjang aku tidak berkeliling hingga selesai karena waktu yang sangat terbatas, hanya 30 menit saja kami berada di pulau Panjang dan ternyata itu belum puaaaaaaass........ hiiiiksss.......



foto-foto yang bisa aku ambil sepanjang perjalanan menuju pulau Panjang juga tidak banyak karena terus terang saja ada rasa khawatir dan takut ketika menuju ke pulau Panjang dengan menggunakan sejenis perahu nelayan sebab jika penumpang terlalu penuh atau tidak seimbang karena beberapa penumpang berada di salah satu sisi saja perahu bisa oleng, sangat berbeda sekali dengan kapal yang pernah aku tumpangi ketika menyeberang dari Tanjung Benoa menuju pulau Penyu dan sepertinya jaraknya juga lebih jauh, sehingga sepanjang perjalanan lebih sering berdoa supaya selamat daripada sibuk berfoto-foto.
sekedar gambaran saja, jika teman-teman pernah melihat kapal-kapalan yang dijual di arena dugderan di Semarang, seperti itulah perahu yang membawa kita ke pulau Panjang, suara mesinnya pun persis dengan kapal-kapalan dari dugderan tersebut 'othok othok othok othok,' begitulah suara mesinnya :)

dan aku tidak mendapatkan foto di pantai Bandengan karena ketika kami tiba di pantai Bandengan sudah pk.15:00 lalu menyeberang ke pulau Panjang dan tiba kembali di pantai Bandengan pk.17:00 dan teman-teman yang tidak ikut menyeberang sudah lama menunggu kami sambil menggerutu sehingga tibalah saatnya kita pulaaaang, hiiiiksss.......

rasanya pengen balik lagi ke pantai Bandengan karena terus terang saja kami belum puas berwisata ke pantai Bandengan dan ternyata hal tersebut juga dialami oleh teman-teman kami sehingga kami berangan-angan untuk berwisata lagi ke pantai Bandengan hanya 1 lokasi saja karena selain belum puas makan di warung bakaran bu Gipah, kami juga belum puas bermain air di pantai......
*doakan kami punya rejeki yaaa... supaya kami bisa balik lagi ke pantai Bandengan dan warung bakar bu Gipah supaya hilang rasa penasaran kami, heheheheee....*















karena jumlah kami yang cukup banyak , maka rombongan kami terbagi menjadi 2 bagian dan salah satu rombongan menggunakan mobil Toyota Agya

mengapa kami memilih menggunakan mobil Toyota Agya ?
perlu diketahui bahwa pada saat bepergian terutama keluar kota, dengan menggunakan mobil Toyota Agya yang sudah LCGC  ini sangatlah irit bahan bakar karena mampu menampung bahan bakar sebanyak 33 liter yang cukup mengantarkan kita bepergian sejauh 528 km atau 16,0 km/liter sehingga tidak terlalu menguras dompet terutama bagi kami yang bepergian dengan modal pas-pasan ini, heheheee…..
Meskipun Toyota Agya ini hemat bahan bakar, namun mobil mungil ini dapat menghasilkan tenaga sebesar  65 HP di 6000rpm dan torsi mesin 85 Nm di 3600rpm dan memiliki mesin berkapasitas 999 cc (1 liter) berteknologi DOHC fuel injection 12 Valves.
di samping itu pula, keunggulan Toyota Agya yang lain adalah modelnya yang dinamis dan bisa dikategorikan dalam City Car sehingga dapat dengan cepat dan lincah menerobos jalanan yang ramai ditambah pula dengan fitur yang lengkap dan juga keren sehingga sangat nyaman dikendarai  terutama pada saat jalanan macet sekalipun karena akan terasa nyaman saat menunggu antrean panjang di jalan dan yang paling penting adalah tentunya tidak akan kesulitan untuk mencari tempat parkir kala obyek wisata sedang penuh pengunjung.







* diambil dari berbagai sumber